Dakwahkampus.com-Seorang mahasiswi Amerika, Natalie Dylan (22 tahun), melelangkan keperawanannya sejak September 2008 dengan alasan membiayai kuliah S2-nya. Hingga saat ini harga penawaran keperawanan Dylan menyentuh angka 3.8 juta dolar (Rp 41.8 miliar) – sumber (www.hedleyonline.com). Harga penawaran tersebut terus meningkat sejak pembukaan September lalu senilai USD 243.000.
Belasan ribu orang telah mendaftar untuk bersetubuh dengan gadis California ini. Natalie Dylan merupakan sarjana lulusan Sacramento State dan melanjutkan studi program S2-nya, Terapi Keluarga dan Pernikahan. (http://nusantaranews.wordpress.com).
Menurut Nylan, ada berbagai jenis pria yang memberikan penawaran. Ada yang “aneh”, “yang menggambar secara jelas apa yang ingin mereka lakukan” dan “banyak penawaran yang sopan dari pengusaha kaya.”. Dylan mengatakan dia siap melakukan uji medis jika ada yang meragukan keperawanannya.
“Ada beberapa pria yang jelas-jelas ingin mencari kekasih tetapi saya jelaskan kepada mereka bahwa ini cuma tawaran untuk hubungan semalam saja.”
“Saya tahu banyak orang akan mengutuk saya karena ini tabu, tapi itu tidak masalah buat saya.”
“Kuliahku benar-benar otentik karena itu saya melelang keperawanan tapi saya tidak menjual diri dan saya tidak mengambil untung apapun dari hal ini.”
“Saya kira saya maupun orang yang mendapat keperawanan saya akan mendapat manfaat besar dari transaksi ini.”
Lalu dia mengatakan “Aneh juga kaum pria mau membayar sangat tinggi untuk keperawanan padahal hal itu sekarang tidak lagi terlalu punya nilai.”
INDONESIA
Jika pelelangan ini terjadi di Indonesia, tentu akan langsung ditindak oleh aparat kepolisian. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa hal-hal sejenis marak terjadi dikalangan generasi muda di Indonesia. Sebut saja pada Desember 2008 silam terungkap 20 siswi SMP di Tambora-Jakarta menjadi penjaja seks dengan harga keperawanan 2 juta rupiah. Remaja SMP ini rela menggadaikan keperawanannya demi HP, alat elektronik dan pakaian mewah.
Dari informasi di atas, wawasan kita terhadap warga Amerika bertambah luas. Amerika yang dikenal ‘raja ekonomi’ dengan sistem liberalisme ekonomi telah dan sedang menghadapi berbagai masalah, baik dari ekonomi [resesi], politik internasional [kesalahan perang Irak], HAM [Irak, penjara Guantanamo], hingga moralitas [perilaku konsumtif dan seks bebas dikalangan remaja].
Di sisi lain, pernyataan Natalie “Aneh juga kaum pria mau membayar sangat tinggi untuk keperawanan padahal hal itu sekarang tidak lagi terlalu punya nilai.” menarik. Memang benar bahwa saat ini makna keperawanan seorang remaja /gadis Amerika tidak begitu berarti. Hampir sebagian besar remaja AS melakukan seks bebas dikala remaja [usia 14-19 tahun]. Dan tidak sedikit, mereka hamil lalu melakukan aborsi.
Fenomena yang terjadi pada remaja Amerika, rupanya kini melanda luas di Indonesia. Dari berbagai data yang dikemukan oleh Komnas Perlindungan Anak, menunjukkan sebagian remaja Indonesia memiliki sikap yang tidak jauh berbeda dengan remaja Amerika. Remaja-remaja kita saat ini sudah begitu mudah melepaskan keperawanan di kala SMP dengan sesama temannya. Dan yang paling ironis, tidak sedikit dari mereka menjadi ‘PSK cilik’. (http://nusantaranews.wordpress.com).
APA AKAR MASALAH DAN SOLUSI
Kepuasan terhadap seks yang tidak ada habis-habisnya akan menyebabkan gangguan sosial terhadap pelaku juga terhadap masyarakat secara umum. Masalah ini akan merembet kepada seks bebas, aborsi, homo, lesbian, biseks. Dimana semua itu adalah perilaku-perilaku yang tidak bisa diterima untuk manusia yang diberi kelebihan akal dibanding binatang.
Kalau perilaku-perilaku ini terus dibiarkan, akan menyebabkan dan memunculkan masyarakat yang sakit. Bahkan lebih jauh akan memusnahkan manusia itu sendiri, ketika aborsi, homo, lesbian sudah menjadi sesuatu yang wajar. Manusia pasti bertindak sesuai dengan persepsinya, sesuai dengan pemikirannya. Hanya pemikiran-pemikiran seperti binatang yang kemudian melahirkan tindakan-tindakan binatang.
Pemikiran yang membenarkan hal-hal diatas salah satunya adalah sekular-kapitalis sebagaimana Amerika telah melakukannya bukan hanya dalam tataran ekonomi Negara tetapi juga politik dan kemudian merambah kepada system pergaulan masyarakatnya. Mereka sudah tidak perduli dengan peraturan agama yang melarang hal-hal tersebut. Karena, dalam sekularisme meniscayakan pemisahan antara agama dengan kehidupan dan peraturan kehidupan termasuk tindak-tanduk manusianya diserahkan kepada masing-masing individu. Negara hanya berperan memfasilitasi agar keinginan masing-masing rakyatnya ini bisa berjalan.
Ide HAM yang muncul dari rahim secular-kapitalis ini, yang menyatakan kebebasan dalam beragama, berpendapat, berserikat dan berekspresi meniscayakan semua ini ada di dalam masyarakat tersebut. Maka, tidak bisa tidak, Pemerintah Indonesia dan masyarakatnya, agar bisa terlindung dari semua ini harus mencampakkan ide HAM dan juga induknya yaitu ideologi sekular-kapitalisme.
Agar adik kita selamat, agar kakak kita selamat, agar anak kita selamat, agar orang tua kita selamat, agar saudara-saudara kita selamat dan agar masyarakat dan bangsa kita selamat mari kita campakkan dan hancurkan ideologi ini dari bumi ini. Apakah anda menunggu mereka yang tersayang menjadi korban, tentu tidak. Mari bergerak sekarang juga. Kita ganti sistem ini menjadi sistem yang menyelamatkan dan mensejahterakan mereka.
Sistem itu adalah sistem islam. Sebuah sistem yang akan mencegah seks bebas, homo, lesbian dan penyakit lainnya yang serupa. Yang akan memuliakan wanita di hadapan pria dan memuliakan pria di hadapan wanita.
0 komentar:
Post a Comment