Bismillah...
Sekian tahun lamanya keluarga ini menantikan kehadiran sang buah hati, telah banyak linangan air mata menghantar setiap do'anya namun tatkala penantian itu terjawab Allah kembali menguji keimanannya. Ia pergi dari kampung halamannya,,, melangkahkan kaki walau terasa amat berat.
Sekian tahun lamanya keluarga ini menantikan kehadiran sang buah hati, telah banyak linangan air mata menghantar setiap do'anya namun tatkala penantian itu terjawab Allah kembali menguji keimanannya. Ia pergi dari kampung halamannya,,, melangkahkan kaki walau terasa amat berat.
Arah yang ditujunya kini adalah jalan kafilah yang berhadapan dengan Laut Merah antara Yaman dan Palestina - daerah yang membentang bukit-bukit barisan sejauh kira-kira delapan puluh kilometer dari pantai. Bukit-bukit ini mengelilingi sebuah lembah yang tidak begitu luas, yang hampir terkepung oleh bukit-bukit itu kalau tidak dibuka oleh tiga buah jalan pertama jalan menuju ke Yaman, yang kedua jalan dekat Laut Merah di pelabuhan Jedah, yang ketiga jalan yang menuju ke Palestina.
yach,,, dalam kepungan bebukitan itulah Mekkah berada, lembah dimana Ia harus meninggalkan istri dan buah hatinya. Lembah dimana tak seorang pun berniat untuk menetap disana. Dan dalam ketidak pastian itu, Ia tetap harus meninggalkan mereka berdua dilembah tersebut walau perih demikian membuat hatinya jerih bahkan ketika bayangan maut mengintai keduanya namun tak jua menggoyahkan ketaatan pada_Nya.
Selang beberapa tahun kemudian,,, Sang putra kini telah tumbuh dewasa, dia bukan lagi bayi kecil nan mungil yang ditinggalkan sang ayah bersama ibunya di tengah lembah tak berpenghuni. Wilayah tempat mereka ditinggalkan pun sudah lebih maju dari sebelumnya. Kini sang anak sudah mampu membersamai langkah sang ayah dalam menunaikan kewajiban dari sang Khalik.Kini mereka kembali bersua,,, keluarga itu kembali dipersatukan.
Namun apakah yang menggundahkan hatimu wahai utusan Allah?? Bukankah telah lunas kerinduanmu pada keluarga yang dulu kau tinggalkan di lembah gersang ini?? Terbayar sudah kenelangsaan yang selama ini engkau rasakan. Tidakkah telah terobati dahaga kerinduanmu pada sang putra dan ibunya?? Jadi apakah sebenarnya yang menggelisahkan batinmu?? Hmmm,,, kini aQ mengerti, ini tentang pengorbanan dan penebusan itu, kegelisahan itu berawal dari mimpimu. Mimpi tentang perintah untuk menjadikan putramu sebagai kurban dengan menyembelihnya. Pagi itu,,, berangkatlah Ia bersama putranya "Oh anakku,,, dalam tidur aQ bermimpi, bahwa aQ menyembelihmu. Bagaimana pendapatmu?" Sang anak menyambut pertanyaan itu dengan wajah seterang purnama seraya menjawab "Wahai ayahQ,,, laksanakanlah apa yang diperintahkan padamu. Jika Allah menghendaki akan engkau dapati diriQ dalam kesabaran"Siapapun pasti akan risau bahkan berduka tatkala putra semata wayangnya harus diqurbankan sebagai bukti keimanannya pada sang Pencipta.
Namun demikian Ia tetap yakin bahwa semua ini tidaklah sia-sia. Subhanallah,,,, iman setebal apa yang dimiliki ke dua makhluk-Mu ini ya Rahmaaan?? Kesabaran seperti apa yang menghiasi keluarga ini sehingga mereka mampu menghadapi ujian seberat ini?? Qt benar-benar dibuat takjub oleh kekuatan ciNta keduanya pada sang Khalik... Tak terbayangkan suasana mengharu biru tatkala Ibrahim hendak menuaikan perintah Allah, situasi menegang bergejolak dalam diri sang ayah, keraguan pun seketika menggelayut dalam benaknya namun setiap kali setan berusaha mencari cela, Ibrahim selalu menepisnya. Mereka telah berserah diri pada Allah, kecintaan mereka pada Sang Rahman jauh lebih besar. Tatkala keduanya telah siap, Ibrahim mulai membaringkan sang putra, mata pisau pun siap menjadi saksi hari yang agung ini . Namun,,, sebuah suara memanggilnya,,, menghentikan setiap geraknya. " Hai Ibrahim! Engkau telah melaksanakan mimpi itu" Seberapa besar lega hatimu kala itu, seekor binatang telah menggantikan putramu untuk dijadikan qurban.
Akhirnya Allah menjadikan itu sebagai solusi dari setiap keikhlasan hatimu,,, Haru biru telah memenuhi relung hatimu dan putramu,,, gemuruh duka kini menjelma samudra kebahagiaan,,, gelombang ujian kini telah pecah dalam hantaman badai tekad yang bergemuruh. Semua bangsa telah engkau gemparkan dalam bingkai ketaqwaanmu,,, setiap jiwa kini mengerti arti ciNta walau tak satupun jiwa mampu menandingi kebesaran ciNtamu,,, Engkaulah ayah yang senandung namanya menggema hingga kini,,, engkaulah ayah yang memiliki putra teramat membanggakan,,, keluargamu adalah teladan bagi keimanan kami,,, kisah yang telah terbingkai indah di hati setiap manusia dalam nuansa keunikan,,, kisahmu akan selalu dikenang dalam lembaran-lembaran kitab dan kepribadianmu tertutur dalam keseriusan makna. Menjadi kisah yang mengembara sendirian dalam peradaban manusia.