Imam Muslim
rahimahullah meriwayatkan hadits dari ‘Auf bin Malik
radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Saw bersabda: “
Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka yang kalian mencintainya dan mereka mencintai kalian; mereka memberkati kalian dan kalian memberkatinya. Sementara seburuk-buruk pemimpin kalian adalah mereka yang kalian membencinya dan mereka membenci kalian; kalian melaknat mereka dan mereka melaknat kalian.”
Sungguh umat Islam sekarang ini benar-benar telah kehilangan nikmat yang sangat besar. Dan sekiranya nikmat itu ada, niscaya umat Islam hidup dalam suasana kemuliaan sepanjang hari, serta hidup dalam suasana yang mendatangkan ridha dari Dzat Yang Maha Penyayang. Nikmat yang dimaksud adalah nikmat adanya pemimpin yang kami mencintainya dan ia pun mencintai kami; kami mendoakan kebaikan kepadanya dan ia pun mendoakan kebaikan kepada kami.
Benar! Allah telah mencabut dari kami nikmat yang besar ini. Para penguasa kami sekarang ini termasuk di antara seburuk-buruk pemimpin seperti yang disebutkan oleh ash-shadiq al-mashdûq (orang yang jujur dan dapat dipercaya), nabi tercinta, Muhammad Saw, di mana kami bersaksi kepada Allah bahwa kami membenci mereka dan melaknati mereka sepanjang pagi dan sore.
Semua dari kami telah menyaksikan apa yang sedang terjadi di Tunisia al-Habib. Bahwasannya apa yang telah dan sedang terjadi di negeri Kairouan ini menunjukkan kepada kami sejauh mana murka dan kebencian umat Islam kepada penguasanya yang selama ini disembunyikan; serta mengungkapkan bahwa sebenarnya umat Islam melaknatnya sepanjang pagi dan sore.
Di sini kami tidak bermaksud membuat analisa tentang siapa yang berada di belakang insiden ini. Namun, insiden itu sangat jelas mengungkapkan hal-hal berikut:
Pertama, bahwa masalah di Tunisia dan negeri-negeri kaum Muslim lainnya tidak terkait dengan pribadi-pribadi tertentu. Barat, Eropa dan Amerika tidak berdaya mengubah boneka ketika itu menjadi tuntutan rakyat. Tunisia dan negeri-negeri kaum Muslim lainnya bukti atas semua itu. Sesungguhnya masalah sebenarnya yang membuat rakyat miskin, dan yang menjadikan mereka budak bagi kelompok yang menguasai mereka di Tunisia dan lainnya adalah berasal dari luar, yaitu sistem kapitalis yang rusak dan busuk, baik politik maupun ekonominya. Sehingga tidak bisa keluar dari leher botol kecuali dengan perubahan radikal yang didasarkan pada Islam, yang tercermin dalam sisten negara Khilafah. Maka, membuang Ben Ali dan lainnya di antara para pemimpin bodoh pada era saat ini ke tong sampah sejarah, namun selama sistem demokrasi, konstitusional, diktator, pemerintah “penyelamat” nasional atau persatuan nasional masih ada, tidak akan pernah memecahkan masalah, justru akan memperparah masalah. Zine El Abidine Ben Ali ini telah mengubahnya sebelum 23 tahun yang lalu atas pendahulunya (Bourguiba). Lalu, apa yang terjadi? Sungguh kezaliman dan ketidakadilan terus berlanjut hingga negeri Kairouan ini menjadi contoh dalam perang melawan Islam dan kaum Muslim.
Kedua, sesungguhnya umat Nabi Muhammad Saw bukanlah umat pengecut, serta umat yang tidak takut mati. Sehingga dengan kekuatannya akan mengubah para penguasanya jika telah menyimpang dari kebenaran, dan mengarahkannya kepada Islam. Kita semua telah menyaksikan bagaimana ribuan rakyat di Tunisia keluar ke jalan-jalan, serta bagaimana mereka menantang rezim dan tiraninya. Begitu juga kita menyaksikan ketidakmampuan para penjaga rezim menghadapi gelombang massa yang sangat besar ini. Sungguh! Para pemuda Tunisia telah membuang pembatas ketakutan antara rakyat dan para penguasannya. Dalam hal ini, kami telah menyakini sebelum mereka menyakini bahwa rezim-rezim busuk yang menempel pada umat ini lebih lemah daripada sarang laba-laba. Dan rezim manapun yang tidak memiliki dukungan rakyat akan segera runtuh meski hanya dihembus dengan angin sepoi-sepoi. Lalu, bagaimana jika dihembus dengan badai.
Ketiga, berbagai berita beredar bahwa militer menghindar dan menolak memerangi rakyat, bahkan mereka melindungi masyarakat dari polisi dan pasukan keamanan khusus di selatan negara itu. Sikap ini mengundang kebanggaan dan rasa syukur, serta poin tersendiri bagi militer. Ini menunjukkan bahwa kebaikan masih ada pada militer kaum Muslim. Sesungguhnya militer di negeri-negeri kaum Muslim adalah bagian dari umat Islam. Mereka adalah pemilik kekuatan, pengaruh dan pertolongan. Sehingga kewajiban mereka adalah bekerja untuk menghilangkan hambatan-hambatan fisik yang menghambat upaya menuju perubahan yang sebenarnya, dan memberikan kekuasaan pada rakyat agar mereka memilih orang yang akan memimpin mereka berdasarkan akidah (ideologi) umat.
Dan terakhir, kami begitu hormat dan meminta kepada mereka yang ikhlas di antara kaum intelektual, para tokoh, serta berbagai gerakan Islam di Tunisia, dan yang lainnya agar mendorong peristiwa tersebut ke arah yang benar, tidak tertipu oleh trik dan upaya tambal sulam rezim berkuasa, serta waspada terhadap Barat, sebab apabila Barat merasa adanya nada yang benar dan ketulusan dalam melakukan perubahan yang tidak berdasarkan peradabannya, maka Barat segera menciptakan kekacauan dengan berbagai pertentangan dan perselisihan. Sementara mereka yang ikhlas tidak akan rela kecuali berhukum dengan syariah (hukum atau perundang-undangan) dari Tuhan yang menciptakannya dan mewajibkannya hidup dengan satu sistem, yaitu sistem Khilafah. “Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (TQS. Al-Mulk [67] : 14). Dan hendaklah mereka bekerja dan berjuang bersama orang-orang yang berusaha mengembalikan sistem Khilafah. Sungguh, ini merupakan langkah yang tepat dan benar untuk melakukan perubahan.
Ya Allah jadikan mereka di antara orang-orang yang mau mendengarkan nasihat dan masukan. Kemudian mereka memilih dan mengikuti apa yang terbaik.
Dan seruan kami terakhir adalah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Sumber: hiz-ut-tahrir.info, 19/01/2011