udah seminggu ini, aku menjadi perempuan…
Ya, perempuan yang tengah berada masa konflik berperang dengan tentara yang bernama esterogen dan progesterone.
Ya, perempuan yang tengah berada masa konflik berperang dengan tentara yang bernama esterogen dan progesterone.
Bagaimana aku bisa menyeimbangkan emosi di diriku sedangkan aku harus berperang dengan si pembentuk emosi?
Itu sama saja dengan menekan jiwa hingga berujung pada pembalikan jiwa.
Pembalikan jiwa yang ku kira mengubahku tak ubahnya seperti lelaki.
Dan aku juga menjadi lelaki selama seminggu ini.
Itu sama saja dengan menekan jiwa hingga berujung pada pembalikan jiwa.
Pembalikan jiwa yang ku kira mengubahku tak ubahnya seperti lelaki.
Dan aku juga menjadi lelaki selama seminggu ini.
Normalnya setiap perempuan, setiap harinya akan selalu mengeluarkan kata-kata dari lingualnya sebanyak di atas ratusan ribu kata.
Nah, aku? Sudah seminggu ini aku lebih baik merasakan diam dan lebih mempercayai kata hatiku untuk terus berbicara.
Normalnya menjadi perempuan akan mencari media yang mampu untuk menampung ekspresinya.
Nah, aku? Sudah seminggu ini aku sendiri, dengan pikiran dan hatiku.
Normalnya menjadi perempuan setiap ekspresi akan terkuak walau berusaha untuk ditutupi.
Nah, aku? Kepintaranku dalam bermain lakon sepertinya terus berhasil, tidak ada yang tahu akan perubahanku. Jika pun tahu, tak akan ada yang tahu mengapa dan karena apa.
Nah, aku? Sudah seminggu ini aku lebih baik merasakan diam dan lebih mempercayai kata hatiku untuk terus berbicara.
Normalnya menjadi perempuan akan mencari media yang mampu untuk menampung ekspresinya.
Nah, aku? Sudah seminggu ini aku sendiri, dengan pikiran dan hatiku.
Normalnya menjadi perempuan setiap ekspresi akan terkuak walau berusaha untuk ditutupi.
Nah, aku? Kepintaranku dalam bermain lakon sepertinya terus berhasil, tidak ada yang tahu akan perubahanku. Jika pun tahu, tak akan ada yang tahu mengapa dan karena apa.
Aku berpikir, bermain dengan pikiran sendiri untuk beberapa waktu ternyata mengasyikkan sekaligus menyakitkan, hahah
Tapi selama seminggu ini, walaupun secara fisik aku perempuan, tetapi tak ku pungkiri sebagian pikiranku menjadi lelaki.
Mengapa dengan kalian laki-laki? Takutkah kalian karena aku berkata seperti itu?
Haha.. tenang saja.. aku tetap wanita. Ingat, aku tetap wanita walaupun penampilanku tak seutuhnya mencerminkan wanita yang feminim.
Tenanglah, aku tetap menjadi wanita yang masih diberikan perasaan sebagai pemilih dominan dalam sebuah tindakan.
Ya walaupun untuk seminggu ini, kadarnya lebih sering membuatku muak.
Mengapa dengan kalian laki-laki? Takutkah kalian karena aku berkata seperti itu?
Haha.. tenang saja.. aku tetap wanita. Ingat, aku tetap wanita walaupun penampilanku tak seutuhnya mencerminkan wanita yang feminim.
Tenanglah, aku tetap menjadi wanita yang masih diberikan perasaan sebagai pemilih dominan dalam sebuah tindakan.
Ya walaupun untuk seminggu ini, kadarnya lebih sering membuatku muak.
Kalau boleh jujur, aku hanya menginginkan presentase yang wajar di antara logika dan perasaan.
Tidak kurang, tidak lebih apalagi overdosis.
Tidak kurang, tidak lebih apalagi overdosis.
Tetapi, tetap saja, aku diciptakan sebagai perempuan.
Untuk itu ketahuilah, walaupun aku mempunyai sifat seperti lelaki, aku masih punya hati yang tanpa ku minta pun kadarnya memang diciptakan lebih untuk sebuah ciptaan yang bernama “perasaan”.
Jadi, pahamilah…
Untuk itu ketahuilah, walaupun aku mempunyai sifat seperti lelaki, aku masih punya hati yang tanpa ku minta pun kadarnya memang diciptakan lebih untuk sebuah ciptaan yang bernama “perasaan”.
Jadi, pahamilah…
0 komentar:
Post a Comment