anusia hidup, ga akan pernah lepas dengan manusia yang lain.
Manusia memang punya Tuhan yang satu, yang menciptakan bumi satu untuk semua manusia.
Gitu juga dengan kehidupan, kita ga bisa memaksakan diri kita untuk hanya menjadi diri sendiri, semau kita, tanpa memperhatikan sikap yang lain yang ada di sekeliling kita.
Manusia memang punya Tuhan yang satu, yang menciptakan bumi satu untuk semua manusia.
Gitu juga dengan kehidupan, kita ga bisa memaksakan diri kita untuk hanya menjadi diri sendiri, semau kita, tanpa memperhatikan sikap yang lain yang ada di sekeliling kita.
Tapi, aku menemukan satu kata yang paling sering manusia ucapkan tapi paling sering lupa untuk diterapkan. Ya, kata-kata “menghargai”. Telingaku bosan untuk mendengarkan kata-kata ini dari setiap mulut orang-orang yang berbeda jenisnya. Dari seorang yang kecewa karena orang yang dicintai ternyata tidak pernah bisa untuk menghargai dirinya. Dari seorang anak yang kecewa dengan sikap orang tua yang tidak bisa menghargai apa yang diinginkan oleh anaknya. Dari rakyat yang kecewa terhadap pemimpin karena pemimpin tidak pernah bisa menghargai apa yang diinginkan rakyat. Jadi, apa guna negara ini menerapkan pelajaran moral pancasila dan aqidah akhlak yang diajarkan dari TK dengan tema“Saling menghargai”. Saya bisa jamin, kalau pun di negeri ini dilakukan penelitian presentase orang yang bisa saling menghargai satu sama lain, itu ga akan melebihi dari setengah jumlah populasi manusia.
Manusia, punya satu sifat “ingin dihargai”. Mungkin, karena ia berpikir, ia adalah ciptaan yang diciptakan lebih sedikit “unggul” dibandingkan dengan makhluk yang lain. Ya, karena ada “pikiran” yang membuat manusia bisa menjadi manusia yang rendah hati atau bisa jadi sombong setengah mati, ataupun menjadi manusia yang mengerti untuk berbagi atau bisa jadi egois hanya untuk “diri sendiri”. Dan menjadi manusia, kebanyakan hanya “ingin dihargai” tanpa adanya sikap kooperatif untuk bisa menghargai. Jadi wajar saja jika sekarang banyak kekecewaan yang terjadi. Kau pasti tau lah, kau kan manusia juga. Jadi jika kau tidak pernah bisa menghargai orang lain yang ada di sekitarmu, jangan pernah berharap untuk bisa dihargai. Di situlah efek kekecewaan akan banyak muncul, karena kecewa kebanyakan berasal dari tidak dihargainya seseorang terhadap orang lain.
Aku yakin, jumlah manusia yang kurang dari setengah populasi manusia itu, yang selalu berusaha untuk bisa memahami dan menghargai orang lain, selalu mendapatkan lebih banyak tantangan dibandingkan orang yang hanya ingin dihargai. Betapa tidak, mereka harus bertarung dengan diri mereka sendiri untuk bisa menepis jika ada keinginan mereka untuk bisa dihargai walaupun sedikit saja untuk saat ini. Mereka berusaha untuk menekan ego mereka, hanya untuk bisa belajar menghargai orang lain. Mereka siap jika untuk saat ini harus tertekan lebih dulu karena sikap di sekitar yang memang tidak banyak yang ingin seperti mereka. Mereka adalah manusia yang masih percaya dengan kata-kata “ jika aku bisa menghargai orang lain, orang lain pun akan bisa menghargai aku”. Bukankah apa yang kita lakukan di dunia, juga akan berbalas di dunia? Jika pun tidak, di akhirat juga tidak akan sia-sia.
Terlalu banyak tuntutan di dunia ini, Kawan! Ya tuntutan yang diberikan hanya kepada orang lain, dan bukan tuntutan yang diberikan kepada diri sendiri terlebih dahulu. Bodohnya manusia, walaupun diberikan pikiran. Untuk penempatan kehidupan, masih saja sering salah. Ya, karena manusia sering lupa, Tuhan itu ga ciptain manusia hanya dengan pikiran, tapi juga dengan hati. Lantas, mengapa selama manusia hidup jarang sekali ada yang dapat menyelaraskan keduanya? Yang harus diingat, mungkin manusia memang diciptakan lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Tetapi tetap saja, karena manusia berbentuk ciptaan, manusia juga tidak akan menjadi makhluk yang sempurna. Saat ini, jika memang ingin dihargai, maka berusahalah dahulu untuk bisa menghargai orang lain. Dimulai dari saat ini, dan dimulai dari diri sendiri. Hanya kepada Tuhan kau tak akan pernah kecewa, karena Tuhan selalu menghargai segala apapun yang telah kau lakukan. Termasuk usaha untuk terus bisa memahami orang lain, Tuhan tidak akan pernah menyia-nyiakan usaha yang telah kau lakukan itu. Karena Tuhan tidak akan pernah amnesia terhadap hamba-Nya, walaupun hamba-Nya sering amnesia kepada-Nya, hehe..
0 komentar:
Post a Comment