Salam’alaikom…warahmatullah….
Jaroe dua blah ateuh jeumala,
Mulia wareh ranup lam puan
Mulia rakan mameh suara…
Salam’alaikum warahmatullah
Dua belas jari kami hanturkan
Memuliakan tamu dengan persembahan sirih di dalam puan
Memuliakan teman dengan perkataan yang menyenangkan
Bercerita tentang Aceh.
Aceh itu seperti masa yang mempunyai tiga hantaran waktu
Aceh di “djaman tempoe doeloe”, Aceh pada saat ini, dan Aceh di masa mendatang.
Aku tak kan bercerita tentang Aceh saat ini, Teman….
Karena ku yakin, di antara kalian sudah sering mendengar kabar Aceh yang mungkin sudah mulai populer layaknya artis yang tengah naik daun.
Aku juga tak kan bercerita tentang Aceh di masa depan, karena aku belum tahu akan jadi apa Aceh di masa itu.
Dan aku berharap aku masih ada saat itu, untuk melihat kondisi kota serambi mekah itu.
Tapi aku akan bercerita sedikit tentang Aceh ,.. dulu….
Di bawah ini adalah syair dari lagu Aceh yang berjudul Aneuk Yatim (anak yatim) yang dibawakan
oleh Rafly.
Ini mewakili gambaran Aceh di masa itu.
Deungoe loen kisah saboh riwayat,
Kisah baroe that di Aceh raya,
Lam karu Aceh timue ngon barat,
Di saboh teumpat peunoh caritra.
Na sidroe aneuk dimoe si at-at
Lam jeut-jeut saat dua ngon poma
Ji tanyong bak mak, ayah jinoe pat
Uloen rindu that keuneu eu rupa
Nyoe mantong udeep meupat alamat
Uloen jak seutot oh watee raya
Nyoe ka meninggai meupat keuh jirat
Uloen jak si at loen baca doa
Udep di poma oh than lee ayah
Loen jak toh upah loen bri bue gata
Ka nasib tanyoe keuhendak bak Allah
Adak pih susah teutap loen saba
Seuot lee poma “aneuk meutuah, keuhendak bak Allah geutanyoe saba.
Bek putoh asa cobaan Allah
Saba ngon tabah dudoe bahgia
Ta lakee doa ta niet bak Allah
Mubee musibah bek lee thok teuka
Aceh beu aman bek lee rhoe darah
Seuramoe Mekkah beu kong agama
Translete:
Dengarkan saya bercerita tentang sebuah kisah.
Kisah yang baru saja terjadi di Aceh yang besar ini.
Di saat Aceh mengalami keributan di antara timur dan barat.
Alkisah di sebuah tempat penuh dengan sebuah cerita.
Ada seorang anak yang menangis terus-menerus.
Saat ini sang anak hanya tinggal bersama Ibunya.
Kemudian si anak bertanya kepada Ibunya “Ibu, di mana keberadaan Ayah sekarang?”.
Aku sangat merindukan Ayah dan
ingin melihat wajahnya.
Kalau memang Ayah masih hidup, aku ingin tahu di mana alamatnya sekarang.
Biar nanti setelah aku besar, aku akan ikut dengan Ayah.
Kalau memang Ayah sudah meninggal, aku ingin tahu di mana makamnya.
Biar aku dapat berziarah sebentar.., membacakan doa untuknya.
Menjalani kehidupan dengan Ibu, tanpa ada lagi sosok seorang Ayah.
(Ibu menjawab)”Saya bekerja mencari upah untuk bisa memberimu makan.
Ini memang sudah nasib kita dan ini adalah kehendak Allah.
Kalaupun susah, kita harus tetap bersabar
Dan si Ibu menjawab lagi
“Wahai anakku sayang, ini kehendak Allah dan kita harus bersabar.
Jangan pernah berputus asa atas cobaan Allah ini.
Sabar dengan tabah, setelah itu pasti akan
berbahagia.
Kita berdoa dan kita berniat pada Allah
Bau musibah itu tidak akan lagi datang
Amanlah Aceh jangan ada lagi darah yang tumpah
Serambi Mekkah harus terus memperkuat tali agama ini.
Well, tanpa ada penjelasan lebih rinci pun, aku yakin, kalian juga
sudah mengetahui keadaan Aceh saat itu.
Ini potret Aceh di masa lalu, Teman!
Tapi inilah yang harus dihadapi orang Aceh, harus tetap tegar dan tersenyum dalam sakit.
Semoga perdamaian yang kini sudah terjaga, akan terus terjaga dan tidak akan runtuh sampai kapanpun.
Jangan biarkan sejarah ini terulang untuk kedua kalinya.
Tersenyumlah Aceh, seperti secercah senyum yang kau berikan saat kita berhasil mengusir kaphe*
Belanda di masa Djohan Pahlawan** dulu.
Note: *kaphe
**Djohan Pahlawan : sebutan penghargaan yang diberikan Belanda kepada Teuku Umar
1 komentar:
untung ada tranlate nya ni lagu,,klu tidak aku tak mengerti apa2 dg bhs Aceh..jujur saja aku tertarik dg sejarah di Aceh, beberapa buku sjrh dan novel ttg Aceh aku punya .syair lagu ini dalam skli maknanya,,kishnya hmpr sama dg cerita2d buku yg sy baca..yah, bangkitlah Aceh smoga ttp berjaya..
Post a Comment