"Dalam satu kisah percintaan yang menarik. Sepasang suami isteri berjalan di tepi sebuah tasik yang indah. Kemudian mereka berhenti di sebuah bangku yang disediakan di tepi tasik. Kemudian si isteri bertanya kepada si suami.
♥Isteri : Mengapa mas menyukai saya? Mengapa mas cintakan saya?
♥Suami : mas tidak bisa menjelaskan sebabnya, namun begitu mas memang menyayangi dan mencintai Sayang!
♥Isteri : mas tidak bisa menjelaskan sebabnya? Bagaimana mas bisa bilang kalau mas sayang dan cinta saya sedangkan mas tidak bisa menjelaskannya.
♥Suami : Betul! Mas tidak tahu sebabnya tetapi mas bisa buktikan bahwa mas memang cinta Sayang!
♥Isteri : tidak bisa beri bukti! Tidak! Saya ingin mas jelaskan kepada saya sebabnya.
Teman-teman saya yang lain yang mempunyai suami, semuanya tau menerangkan mengapa mereka mencintai. Dalam bentuk puisi dan syair lagi. Namun sayang mas tidak bisa menjelaskan sebabnya.
Si suami menarik nafas panjang dan dia berkata "Baiklah! Mas mencintai Sayang sebab sayang cantik, mempunyai suara yang merdu, penyayang dan perhatian sama Mas selalu. Mas juga suka senyuman manis dan setiap tapak Sayang melangkah, di situlah cinta Mas bersama Sayang!"
Si isteri tersenyum dan berpuas hati dengan penjelasan suaminya tadi.
Namun begitu selang beberapa hari si isteri mengalami kecelakaan dan koma.
Si suami amat bersedih dan menulis sepucuk surat kepada isterinya yang disayangi. Surat itu diletakkan di sebelah ranjang sterinya di Hospital. Surat tersebut isinya ...
"Sayang!
Jika disebabkan suara aku mencintai mu… sekarang bisah engkau bersuara? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintai mu. Jika disebabkan kasih sayang dan perhatian mu aku mencintai mu… sekarang bisakah engkau menunjukkannya? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintai mu.
Jika disebabkan senyuman aku mencintai mu… sekarang bisakah engkau tersenyum? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintai mu.
Jika disebabkan setiap langkah aku mencintai mu…. sekarang bisakah engkau melangkah? Tidak! Oleh itu aku tidak bisa mencintai mu.
Jika cinta memerlukan sebabnya, seperti sekarang. Aku tidak mempunyai sebab mencintai mu lagi.
Adakah cinta memerlukan sebab? Tidak.
Aku masih mencintai mu dulu, kini, selamanya dan cinta tidak perlu ada sebab. Kadangkala perkara tercantik dan terbaik di dunia tidak boleh dilihat, dipegang. Namun begitu… ia boleh dirasai dalam hati
Sayang ... aku sayang pada kamu ...
Kau peri yang mendatangkan kebaikan untukku
Kau peri yang mendatangkan kebaikan untukku
kau peri yang menumbuhkan cintaku pada kekasih-mu Allah,,
kau peri yang memberikan kebahagiaan Di Hidupku,,
kau peri yang memberikan senyum untuk ku,,
kau peri yang ditakdirkan bersama ku,,,
Sayang .. bangunlah dari tidur panjangmu,
aku merindukanmu ...
0 komentar:
Post a Comment