Aku mencari,
dan diam bermain dengan rasa,
kutemui bayangan melintas untuk kusapa,
inikah wajahmu di dalam mimpiku menjelang malam,
lalu menjauh bersama hembusan entah angin atau halimun saja.
Aku memanggil,
untuk cintamu tatkala kau di sana,
sajikan bening dengan pantulan yang indah,
inikah ujian untuk segenap cinta yang telah kuikrarkan,
dan takbir itu menggema semakin kuat menggenggam nuansa cinta.
Aku menjawab,
kau ingin hausku tampak nyata,
bawa sejuta arti dahaga dalam cawan dusta,
ingin kau renggut kembalikah kini, dan segera sajalah,
kau belum mengerti sahara di sini telah kulalui tak hanya sejengkal.
Aku di sini,
mencatat rincian tinta,
yang telah tertumpah untukku,
jangan berhenti dan juga jangan berlari,
semua masih sama di sini seperti hari lalu dan lalu,
aku masih diam, bersenggama dengan malam, tak mengejar,
dan takbir ini, membuatmu semakin berlari menjauh, semakinlah jauh,
tatkala mawar hitamku bertumbuh, dan semakin bertumbuh, dan HITAM.
0 komentar:
Post a Comment