Berbahagialah Engkau Wahai Ukhti Muslimah
Bismillah..
Duhai saudariku, kupersembahkan senandung gerakan ujung
penaku ini untukmu yang ingin merasakan indah dan paripurnanya risalah langit
dari Allah ‘azza wajalla agar bertambah dan semakin kokoh hasratmu dalam
menikmati posisimu sebagai kaum hawa..
Segala puji bagi Allah ‘azza wajalla yang telah
menyempurnakan langit tanpa tiang dan menjadikan taburan bintang sebagai pelengkap
indah dan pesonanya.
Semoga shalawat dan salam tetap tercurah teruntuk sosok yang
begitu mulia dan dicinta penduduk bumi dan langit, dialah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam..
Makhluk Mulia nan Penuh Misteri....
Hal pertama yang kukabarkan padamu bahwa engkau adalah sosok
yang dimuliakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Namun kukatakan pula bahwa engkau
adalah makhluk nan penuh misteri. Lihatlah disana literatur-literatur bertumpuk
membahas tentangmu sebagai makhluk yang berbeda dengan kaum kami. Engkaulah
topik yang menjadi inspirasi sekaligus menjadi kuncup-kuncup nan mempesona
dalam menggerakkan pena dan tinta para penulis. Sekiranya seluruh pendapat dan
pandangan yang tertuju padamu dihimpun menjadi satu maka tidak akan pernah
tertampung dalam buku tebal nan berjilid-jilid. Dan tentu saja wahai belahan
jiwa kaum kami, pembicaraan tentangmu tidak akan pernah gersang atau pun usang
seiring musim silih berganti..
Pecahan-pecahan Emosional yang Menenteramkan....
Duhai saudariku yang mulia..
Ketika aku berbicara tentang kaummu maka aku sedang
menyelami sisi emosional yang umumnya dijadikan pijakan dalam berpikir oleh
kaummu sendiri, bukan dengan nalar. Kukatakan demikian karena Allah telah
menganugerahkanmu sisi emosional yang lebih dominan daripada nalar. Sisi
emosional ini pun bereaksi lebih cepat dari nalar. Porsi emosional yang ada
pada kaummu pula lebih besar dibanding yang ada pada kaum kami laki-laki.
Adakah Allah ‘azza wajalla menzalimi kita dengan perbedaan porsi tersebut??
Aku harap engkau mampu menemukan jawabannya dengan menyusuri
untaian kalimatku sehingga bertambah kecintaanmu pada Allah. Bertambah
kekuatanmu dalam manghadapi ganasnya badai di samudera kehidupan dan bertambah
pula kekokohan pribadimu bak karang yang tak goyah dihempas ombak..
Curahan Kasih Sayang yang Mengharukan...
Penaku selanjutnya akan mengajakmu berkunjung ke negeri
Mesir di zaman Fir’aun. Dialah seorang raja yang memerintahkan pengawalnya
untuk membunuh seluruh bayi laki-laki yang lahir saat itu. Maka ibunda Musa
khawatir akan putranya yaitu nabi Musa kecil nan mungil. Lalu, Najiyah, ibunda
musa menuliskan kalimat-kalimat pada setiap pojok peti berbentuk kubus yang
didalamnya berisi musa kecil. Peti itu akan dihanyutkan di sungai guna
menyelamatkan anaknya.
Di sisi pertama ia menulis: “duhai Rabb, kuletakkan
sambungan jiwaku dalam peti ini, seperti yang Kau perintahkan.”
Di sisi kedua ia menulis: ”ya Rabb, kuhanyutkan buah hatiku
ke sungai, seperti yang Kau perintahkan.”
Di sisi ketiga ia menulis: ”ya Rabb, arus sungai akan
membawa jantung hatiku ke tepian, seperti yang Kau perintahkan.”
Pada sisi keempat ia menulis: ”ya Rabb, kembalikanlah dia
kepadaku, seperti yang Kau perintahkan.”
Selanjutnya pada sisi penutup peti, ia menulis: ”ya Rabb,
jadikanlah ia rasul-Mu, seperi yang Engkau janjikan.” Lalu berlinaglah air mata
cinta. Berdukalah hati yang tengah tersayat. Duh penaku tak sanggup lagi
berkisah.
Saudariku,
Lihatlah Najiyah, ibunda Musa, dengan perasaan keibuannya
yang begitu tinggi, ia rela menghanyutkan sang putra di sungai agar selamat
dari kekejaman Fir’aun. Tentulah gesekan-gesekan gelombang cinta dalam jiwanya
sedang berkecamuk untuk menolak tindakannya itu. Namun apalah daya. Akankah
naluri keibuannya tega melihat leher putranya mengalirkan darah??? Tidak,
tidak, tidak.. Musa kecil harus seger diselamatkan.
Itulah salah satu luapan sisi emosional kaummu yang Allah
anugerahkan dengan porsi yang dominan daripada kaum kami.
Percikan Bahagia Penuh Cinta...
Dengan anugerah sisi emosional yang dominan, engkau akan
mampu bersikap penuh perasaan dan kasih sayang terhadap suamimu. Engkau mampu
mengusap air mata kami yang berlinang karena sedih lalu menggantikannya dengan
senyum dan tawa bahagia, menghilangkan duka dan lara,. Engkau mampu memberikan
sentuhan lembut kala raga begitu lelah berterik mentari di arena kehidupan,
lalu menggantikan dengan sejuk jiwamu. Engkau akan cantik dan bak permata akan
menyenangkan mata suamimu terkasih dan tentu saja menjadi perhiasan terindah
yang menjadi dambaan lelaki, lalu surgapun engkau dapatkan.
Engkau pula (dengan sisi emosionalmu) akan mendidik makhluk
Allah yang mungil baik dari kaummu sendiri maupun dari kaum kami. Engkau akan
mendidik mereka menjadi kesatria-kesatria tangguh dan berilmu syar’i. Mereka
akan berteriak dari masa depan yang cerah dengan berkata :
“ibuuuuuu, aku telah menghafal al-qur’an,"
"Buuuundaaaa, anakmu ini udah menghafal hadist-hadist
nabi-Nya,"
"aku sudah fasih berbicara bahasa arab, mamaaaa."
"Umiiiii, aku ingin tinggal di surga..”
Subhanallah Ukhti, engkau begitu agung. Namun ma’afkan aku,
tarian penaku harus terhenti disini karena hitam bola mataku mulai berkaca.
0 komentar:
Post a Comment