“AKU pengen banget jalan jalan ke Bali berdua bareng doi. Romantis banget kalau berduaan sama orang yang dicintai, sambil liat sunset dipinggir pantai dan dilanjutin Candle Light Dinner dipinggir pantai. Sebelum makan sembunyin bunga mawar di belakang badan buat surprise ke doi nanti pas makananya udah siap santap sambil bilang, aku cinta kamu, semua akan ku lakukan untukmu untuk membahagiakan kamu cintaku,” demikian ujar Indah (bukan nama asli) dalam wall Facebook-nya.
Lain lagi cerita dengan Sari yang telah berpengalaman
merayakan Valentine’s bersama pasangannya. “Malam itu doi membuat tattoo atas
nama saya dengan tinta berwarna merah muda di pergelangan tangannya. Wow! Saya
tersanjung. Ini adalah hadiah Valentine’s paling istimewa untuk saya,” ujarnya.
Kenangan serupa datang dari seorang gadis. Sebut saja Mia
(21). “Kenangan indah Valentine’s tahun lalu gak pernah bisa gue lupain banget.
Gue diajak ke sebuah lapangan kosong yang udah disedian lilin merah yang
berbentuk segitiga. Gue kaget, pas gue buka bungkusan doi siapkan untuk gue,
isinya berupa kotak coklat. Oh, gue berasa terbang. Gue terharu, doi yang
sehari-harinya cuek, tiba-tiba bisa romantic. Terakhir dia beri kecupan manis
di pipi dan kening yang bikin gue meleleh. Dan malam itu kita habiskan dalam
suasana terindah dalam hubungan gw yang tak bisa diceritakan di sini.
Inilah kisah-kisa seperti ini bisa kit abaca secara terbuka
di laman Facebook, blog-blog pibadi atau komentar-komentar di situs bertema
remaja.
***
Entah dari mana ceritanya tiba-tiba budaya Barat yang sering
disebut Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day) yang kerap dirayakan pada tanggal
14 Februari selalu identik dengan memberi cokelat, bunga berwarna merah dan
makan malam dikeliling lilin. Yang jelas tradisi seperti ini terus menyebar ke
berbagai penjuru dunia.
Masalahnya, tradisi seperti jauh lebih berkembang ke arah
lebih mengerikan lagi, yakni seks bebas. Bahkan acara-acara yang berujung ke
kamar tidur ini justru difasilitasi dan dikampanyekan secara terang-terangan.
Tahun 2010 lalu, sebuah organisasi non-pemerintah Amerika
(AS) berkampanye untuk mengajak pasangan saling mengungkapkan perasaan cinta
mereka dengan kondom.
LSM bernama Pusat Keanekaragaman Hayati AS, mendistribusikan
100.000 kondom lewat kotak khusus. Masing-masing menampilkan salah satu dari
enam hewan berisiko punah ditambah slogan pada sampul dan pesan tentang
populasi manusia di dalam paket tersebut.
"Untuk membantu memastikan sebuah dunia yang layak huni
bagi spesies lain, sehat dan sejahtera bagi kita, mari kita menjadi orang yang
bertanggung jawab atas reproduksi," demikian pesan LSM tersebut.
Di dalam kotak itu, terdapat gambar kumbang hitam dan merah
mengubur Amerika, serta pesan misalnya agar melindungi spesies beruang kutub,
katak batu, harimau, kucing atau hutan yang ditebang demi diambil kayunya untuk
dijadikan bahan kertas tisu. Kondom tersebut didistribusikan secara gratis di
seluruh Amerika Serikat oleh para relawan.
Mungkin di antara kita ada yang mengatakan, “Ah, tapi itu
kan Amerika.” Eit, tunggu dulu. Bahkan di tetangga kita yang dikenal kuat
budaya Melayu, hal serupa juga terjadi.
Menjelang perayaan Hari Kasih Sayang tahun 2011 lalu, Polisi
Diraja Malaysia dibuat bingung dengan raibnya 726 ribu kondom ultra-tipis di
tengah-tengah pengiriman ke Jepang. Pihak distributor di Jepang pun merasa
kecewa dan dirugikan atas hilangnya kondom senilai miliaran rupiah tersebut.
"Kami menanggapi kehilangan kondom ini dengan serius.
Saat ini, kami tengah menginvestigasi kasus itu," ujar juru bicara Polisi
Malaysia, seperti dilansir laman The Malaysian Insider, Rabu 9 Februari
2011.
Entahlah, ke mana perginya alat kontrasepsi dan pencegah
kehamilan ini. Namun yang pasti, aparat Malaysia telah menangkap hampir 50
pasang Muslim di Selangor karena dianggap " berlebihan merayakan
Valentine’s Day". 96 orang ditahan dengan dakwaan khalwat (berduaan dengan
lawan jenis bukan muhrim di tempat sepi) saat Valentine’s.
Di Kuala Lumpur, aparat penegak agama bahkan menggerebek
hotel dan taman umum menjelang Valentine’s serta menahan 16 Muslim, terutama
remaja, demikian dikutip juru bicara dari Departemen Urusan Islam Federal
kepada AFP tahun lalu.
Sama juga dengan di Indonesia. Hampir setiap malam menjelang
pergantuan tahun atau Hari Valintine, alat kontrasepsi pencegah kehamilan ini
ludes dibeli remaja. Tahun 2011 lalu, stok kondom di beberapa hotel di Kota
Kediri meningkat. Meningkatnya permintaan ini berbarengan dengan meningkatnya
penyewaan kamar. Ghalibnya, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota
kediri justru menjadi lembaga yang ikut andil mendistribusikan ratusan kondom
ke outlet outlet di beberapa hotel di Kota Kediri.
“Mungkin permintaan kondom dari penghuni kamar
meningkat,”kata Heri Nurdianto dari KPAD Kediri. Termasuk dilakukan tahun ini.
(“Jelang Valentin, Kota Kediri Digelontor 8.640 Kondom”, www.beritajatim.com,
Jum'at, 10 Februari 2012).
Kasus serupa terjadi di berbagai daerah. Jakarta, Bandung,
Surabaya, Medan sampai Pontianak.
Remaja, Peran orangtua dan Pesan Islam
Remaja, secara psikologis memiliki jiwa yang labil. Umumnya
melakukan sesuatu dulu, berfikir kemudian. Karenanya, apa yang ada dalam
benaknya hanya kesenangan dan hura-hura tanpa memikir dampak dan akibatnya.
Dr. Singgih Gunarsah D dalam bukunya “Psikolog Remaja”,
mengatakan, “Masa remaja merupakan masa yang paling rawan dalam pergaulan di
mana emosi pada masa ini masih sangat labil. Para remaja mengalami penuh
gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan
norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat.”
Umumnya remaja, lebih suka mendengar teman sebaya atau teman
dekatnya daripada orangtuanya. Masalahnya, apa dan siapa temannya? Jika
temannya baik, mungkin orangtua tenang. Bagaimana jika teman-temannya itu
adalah anak-anak yang kurang baik?
Karena pentingnya masa remaja itulah sehingga Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda untuk menjaga masa mudanya.
“Tidak akan bergesar kaki seorang manusia dari sisi Allah,
pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban)
tentang lima (perkara): tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya
digunakan untuk apa, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan,
serta bagaimana di mengamalkan ilmunya.” [HR at-Tirmidzi (no. 2416)].
Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
«إِنَّ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ
مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ»
“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap
seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” [HR. Ahmad (2/263]
Maksud hadits di atas adalah pemuda yang tidak
memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan
dan berusaha keras menjauhi keburukan.
Saking pentingnya menjaga masa remaja, sebuah riwayat lain
mengatakan, Allah Subhanahu Wata’ala akan melindungi pemuda di akherat bersama
enam kelompok yang telah di jamin Allah.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam beliau bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah
pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Pertama, pemimpin yang
adil, pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya. Kedua,
lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.Keempat, dua orang yang saling
mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah
kecuali karena Allah. Kelima, lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita
yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada
Allah’. Keenam, orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan
kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Ketuju,
orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya
basah karena menangis.” [HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)
Lebih khusus, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam (صلى الله عليه
و سلم) memberi pesan kepada para orangtua yang memiliki
anak-anak perempuan. Menurut Nabi, wanita adalah makhluk Allah yang amat
istimewa. Kemuliaan dan keruntuhan sesuatu bangsa terletak di tangan mereka.
Karena itulah, Nabi meminta agar para orangtua wajib memberi perhatian terhadap
anak-anak perempuan mereka.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam (صلى الله عليه
و سلم) pernah bersabda; "Takutlah kamu kepada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala (سبحانه
و تعالى) dalam perkara-perkara yang berhubung
dengan kaum wanita." Ini bermaksud bahawa setiap ibu bapak dan yang
bergelar suami hendaklah sentiasa mengawasi anak-anak perempuan dan isteri
mereka agar sentiasa berpegang teguh dengan agama dan mematuhi perintah Allah
Subhanahu Wa Ta’ala (سبحانه
و تعالى).
Kata orang bijak, “Menjaga lembu sekandang lebih mudah
daripada enjaga anak perempuan seorang.” Karena itu, khusus anak-anak (terutama
perempuan) tak hanya diberi perlindungan, makan, tempat tinggal, seperti
layaknya menjaga dan memelihara binatang ternak. Bagi mereka juga diperlukan
pendidikan agama, akidah, ahlaq dalam perkara aurat dan pergaulan agar mereka
tidak menjadi bahan fitnah yang ujungnya mencemarkan nama baik keluarga dan
agama.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkisah: “Datang ke rumahku
seorang wanita peminta-minta beserta dua putrinya. Namun aku tidak memiliki
apa-apa yg dapat kusedekahkan kepada mereka kecuali hanya sebutir kurma. Wanita
tersebut menerima kurma pemberianku lalu dibagi untuk kedua putri sementara ia
sendiri tidak memakannya. Kemudian wanita itu berdiri dan keluar dari rumahku.
Tidak berapa lama masuklah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kuceritakan
hal tersebut kepada beliau. Usai mendengar penuturanku beliau bersabda: “Siapa
yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada
mereka maka mereka akan menjadi penghalang/penutup bagi dari api neraka.” (HR
Al Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)
Sudah bukan rahasia lagi, Malam Tahun Baru atau Perayaan
Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day) menjadi alasan generasi muda untuk
melampiaskan nafsu sahwat kepada orang yang belum hak nya. Agar tak ada lagi di
antara anak-anak dan keluarga kita menjadi korban budaya ini, saatnya bertanya
kepada diri masing-masing. “Kemana putra-putra kita di malam Valentine’s
nanti?”. Nah, saatnya Anda mencegahnya atau mengajaknya dengan acara yang lebih
mulia.
0 komentar:
Post a Comment