Hajatan V-Day, ibarat sekam yang siap menyala dan membakar
apapun yang ada di sekitarnya. Dari luar memang tidak mengundang bahaya high
class, tapi ibarat diamnya gunung berapi, V-Day bakal suatu saat meledak dan
membuat geger, siapa saja yang ada didekatnya. Sangat berbahaya. Tak mustahil
bagi generasi muda yang masih labil, akan termakan dan tergoda rayuannya,
kemudian mengadopsinya sebagai gaya gaul remaja yang lagi in. Nggak peduli
budaya V-Day ini bertentangan dengan Islam sebagai way of life-nya. Padahal
berabad-abad yang lalu Allah swt sudah mengingatkan kepada kita dengan firman-Nya:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan
dimintai pertanggungjawabannya.” (QS: Al Isra’: 36).
Apalagi budaya tersebut memang berasal dari aqidah sekular
milik orang Barat. Firman Allah swt:
“...dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka
setelah datang ilmu kepadamu (keterangan-keterangan), sesungguhnya kamu kalau
demikian termasuk golongan orang-orang dholim.” (QS: Al Baqarah: 145).
Ada suatu kaidah syar’iyah yang berbunyi: “Asal
(pokok/dasar) perbuatan adalah terkait (terikat) dengan hukum-hukum Islam.”
Termasuk dalam berkasih sayang versi V-Day ini, wajib tahu hukumnya. Biar kita
tidak nyesel seumur hidup. V-Day yang mengusung kemasan ‘kasih sayang’ memang
telah berhasil memalingkan dari kasih sayang yang suci dalam pandangan Islam.
Kasih sayang yang dimuat V-Day itu bernuansa kebebasan bergaul. Dan ini jelas
sangat berbahaya. Karena konsekuensi dari masalah ini adalah halal atau haram
alias pahala dan dosa.
V-Day sengaja digelar untuk mencuci pemikiran generasi muda
Islam. Paling tidak ide kebebasan bertingkah laku alias hurriyatus syakhshiyyah
yang telah menjadi tren bagi generasi muda. Gaul bebas dengan lawan jenis bukan
hal yang tabu lagi. Malah bisa jadi sebagai sebuah keharusan yang tak bisa
ditolelir lagi. Kayaknya sudah seperti hidup atau mati urusannya. Berbahaya
memang. Kemasan V-Day memang mampu menyihir siapa saja yang kendor imannya.
Sebagai seorang remaja muslim yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, tentu saja kita tidak layak mengikuti budaya yang tak jelas
jluntrungannya. Terlebih V-Day ini adalah produk peradaban Barat yang
sekuler—yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. V-Day hanya sebuah
sarana dari sekian banyak sarana peradaban Barat yang notabene terbilang maju.
V-Day adalah sebagai alat penjajahan Barat. Paling tidak dari sisi budaya dan
gaya hidup. Ada baiknya kita merenungkan pernyataan sosiolog muslim yang
terkenal, yakni Ibnu Khaldun.:
“Yang kalah cenderung mengekor yang menang dari segi
pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara
hidup mereka, termasuk dalam masalah ini adalah mengikuti adat istiadat mereka,
bidang seni; seperti seni lukis dan seni pahat (patung berhala), baik di
dinding-dinding, pabrik-pabrik atau di rumah-rumah.”
V-Day telah memakan banyak korban, khususnya remaja. Kita
tertipu di balik gemerlapnya V-Day yang telah menikam perasaan dan pikiran
sehat kita. Dan kita menjadi liar dalam mewujudkan kasih sayang. Hati-hati,
jangan sampai celaan Nabi kita dialamatkan kepada kita melalui sabdanya:
“Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat
istiadatnya), maka mereka termasuk golongan tersebut.” (HR. Abu Daud dan Imam
Ahmad dari Ibnu Umar).
Hajatan V-Day itu ternyata merayakan peringatan yang bukan
berasal dari Islam. Rasulullah saw, orang yang paling mulia dengan tegas
memperingatkan kita agar jangan mengikuti pola hidup (budaya) kaum atau bangsa
lain, sebagaimana sabdanya: “Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku menerima
(mengikuti) apa-apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa terdahulu (pada masa
silam), selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta.” Di antara sahabat ada
yang bertanya: “(Ya Rasulullah) apakah yang dimaksud (di sini) seperti bangsa
Persia dan Romawi?” Rasulullah saw menjawab: “Siapa lagi (kalau bukan mereka)”
(HR. Bukhori, dari Abu Hurairah).
Makanya, benar apa yang dikatakan oleh Umar bin Khaththab
bahwa al ilmu qobla al amal, artinya bahwa ilmu itu musti ada sebelum
perbuatan. Dengan demikian, sebelum kita tahu status hukum suatu perbuatan,
tidak boleh melakukan perbuatan tersebut. Jadi, segala sesuatunya harus jelas.
Tidak boleh samar, dan harus tahu status hukum perbuatan yang bersangkutan.
Untuk itu kita perlu secara jelas mengklasifikasikan, dimana
sebenarnya letak ketidakbolehan kita sebagai muslim melaksanakan ritual V-Day:
1- Menyerupai orang kafir
Imam Ibn Hajar al-Asqalani telah mengumpulkan
perbuatan-perbuatan dan kebiasaan Rasulullah yang secara sengaja membedakan
diri kita sebagai muslim dengan orang-orang kafir (yahudi, nasrani, majusi)
hingga berjumlah sekitar 30 macam. Semuanya dikumpulkan dalam kitabnya secara
khusus, yang berjudul, Al-Qawli ats-Tsâbit fi ash-Shawmi Yawmu as-Sabt.
Perbuatan atau kebiasaan apa saja yang berasal dari
kebiasaan-kebiasaan orang-orang kafir, yang terpengaruh oleh ideology atawa
ajaran agama ataupun pemikiran mereka, tidak boleh diikuti dan ditiru-tiru kaum
Muslim. Sebab, Rasulullah saw. telah memberikan kepada kita peringatan hanya
pada dua hari saja, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Selebihnya tidak.
Di samping itu, secara tegas Rasulullah saw. mengelompokkan
kaum Muslim yang mengikuti perayaan dan kebiasaan orang-orang kafir sama
seperti mereka dan tidak termasuk golongan Rasul (kaum Muslim).
Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Siapa saja yang menyerupai suatu kaum, ia termasuk golongan
mereka. (HR Abu Daud dan Ahmad).
لَيْسَ
مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
Tidak termasuk golonganku orang-orang yang menyerupai selain
golonganku. (HR at- Tirmidzi).
Maka sangat jelas, kita kagak boleh tashabuh alias
menyerupai, meniru-niru cara hidup orang kafir yang lahir dari pandangan
hidupnya. Ingat Ya! Pandangan hidup (view of life) atau hadlarah. Sudah
seharusnya kita tinggalkan semua budaya, hadlarah kufur termasuk perayaan
V-Day.
Di sisi lain, Nabi mengatakan bahwa, ”Barangsiapa melakukan
amal yang tiada didasari perintahku (Quran dan Sunnah), maka amal perbuatannya
tertolak” (HR. Ahmad).
Sangat jelas, sejelas matahari di siang bolong bahwa ikut
merayakan hari valentine adalah tindakan yang dilarang oleh Islam dan haram
bagi kaum muslimin untuk merayakan. Valentine sendiri akar kemunculannya dari
orang kafir (Romawi Kuno), dan Barat (Nasrani), maka sudah sepatutnya seorang
muslim meninggalkan hal tersebut.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Ad-Dimasyqiy-rahimahullah-
berkata,
"Tak ada bedanya antara mengikuti mereka dalam hari
raya, dan mengikuti mereka dalam seluruh manhaj (metode beragama), karena
mencocoki mereka dalam seluruh hari raya berarti mencocoki mereka dalam
kekufuran. Mencocoki mereka dalam sebagaian hari raya berarti mencocoki mereka
dalam sebagian cabang-cabang kekufuran. Bahkan hari raya adalah ciri khas yang
paling khusus di antara syari’at-syari’at (agama-agama), dan syi’ar yang paling
nampak baginya. Maka mencocoki mereka dalam hari raya berarti mencocoki mereka
dalam syari’at kekufuran yang paling khusus, dan syi’ar yang paling nampak. Tak
ragu lagi bahwa mencocoki mereka dalam hal ini terkadang berakhir kepada
kekufuran secara global". (Lihat Al-Iqtidho’ hal.186)
Maka sangat benar apa yang disabdakan oleh Nabi Saw dalam
sebuah hadits shohih,
"Kalian akan benar-benar mengikuti jalan hidup
orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta
sehingga andai mereka memasuki lubang biawak, maka kalian pun mengikuti
mereka". Kami (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah
mereka adalah orang-orang Yahudi, dan Nashrani". Beliau menjawab,
"Siapa lagi kalau bukan mereka". (HR. Al-Bukhoriy dari Abu Sa’id
Al-Khudriy)
Rasulullah Saw, juga bersabda, “Siapa saja yang
mengada-adakan dalam urusan (agama) kami sesuatu yang tidak ada di dalamnya,
maka itu tertolak” (HR. Al-Bukhariy dan Muslim)
“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada
tuntunannya dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. (HR. Muslim)
“Tapi, kita khan cuma kebetulan atawa cuman insident (bukan
merk pasta gigi lho) aja ikutan valentine’s day. Kita nggak meyakini apalagi
mengimani sejarahnya”. Ya, OK kalo kamu ngomong gitu sih. Tapi yang jadi soal
adalah riil perbuatan kamu. Rasulullah pernah bersabda “nahnu nakum bi dhohir”
artinya: kami menghukumi kalian apa yang (nyata) kelihatan”. Jadi kalo kamu
secara riil ngikutin akvitas ber-V-Day ria, maka perbuatan itulah yang bakal
dihukumi.
Memang tidak ada secara langsung ayat atau hadits
menjelaskan kesalahan atau kebobrokan V-Day, tapi Allah dan Rasul-Nya melarang
suatu perbuatan tidak harus diperinci atau dijelaskan satu per satu perbuatan
yang terkategori terlarang, cukup dengan makna tersirat atau ekplisit
disampaikan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Larangan merayakan V-Day terkategori
dalam firman Allah dan sabda Rasul-Nya seperti disebutkan diatas.
Jika kamu mafhum (paham) dengan hadits-hadits diatas, maka
sudah barang tentu konsekuensi dari pemahaman adalah meninggalkan segala
aktivitas yang termasuk dalam larangan meniru atau menyerupai orang kafir
(tasabuh). Tanpa bertanya lagi apa manfaat (maslahat) dari meninggalkan
larangan itu, sebab Allah Maha Mengetahui termasuk tentang kemanfaatan dari
syariat yang dibuat-Nya.
So, tidaklah umat Islam kalau kamu masih merayakan V-Day,
meski kamu sholat sampai jidat kamu hitem, meski kamu puasa sampai badan kamu
lunglit (balung-kulit) kalau kamu masih merayakan V-Day sama halnya dengan
mengisi air di tong yang bocor, hasilnya? Nol. Sebab acara ritual itu berasal
dari umat yang Aqidahnya rusak seperti di ceritakan di atas, kalau kita
mengikutinya sama rusaknyalah kita dengan mereka, sama bodolah kita dengan
mereka, sama jahilnya kita dengan mereka. Lalu dimanakah kemuliaan Islam itu,
kalau Allah mengatakan dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya dien (agama) yang diridhloi oleh Allah hanya
Islam" (QS. ali-Imron 19) atau Sabda Rasulullah Saw. : "Islam itu
tinggi, dan tidak ada yang lebih tinggi darinya" (HR. Muslim)
2- Menghantarkan perzinaan
Aktivitas merayakan V-Day nggak usah ditutup-tutupi udah
pasti berbau pergaulan bebas. Nggak usah divonis, semua orang juga tahu
(malaikat juga tahu) kalo yang namanya V-Day identik dengan akvitas hura-hura.
Laki-perempuan campur aduk, persis es cendol, nggak pake hijab (emangnya
pengajian), trus yang punya pacar mojok ama pacarnya, entah di café, di mall,
resto atau bahkan berduaan di hotel. Wah, alamat kalo mereka udah berani
berduaan berarti zina yang sesunguhnya bakal terjadi.
Padahal sudah sangat jelas bahwa hukum asal kaum wanita dan
laki-laki adalah terpisah sebelum ada dalil atau keperluan syar’i yang menuntut
keduanya bertemu, misalnya berdagang, bekerja, beribadah, haji, sholat, menikah
dll. Itupun mereka harus memperhatikan syarat-syarat pergaulan atau akhlak
wanita berhubungan dengan laki-laki, menutup aurat dengan menegenakan kerudung
dan jilbab, tidak berdandan berlebihan, dll.
Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk". (QS.
Al-Isra’ : 32). Dalam melarang zina, Allah sudah memperingatkan kita agar
jangan mendekati yang mengantarkan zina seperti pacaran, berduaan, berpegangan,
berpelukan (kayak teletubbies) atau yang biasa disebut KNPI (kissing, necking,
petting, dan intercouse).
Rasulullah Saw, juga bersabda,
"Jangan sekali-sekali salah seorang kalian berkhalwat
dengan wanita, kecuali bersama mahram". (HR. Al-Bukhoriy dan Muslim)
Rasulullah Saw bersabda:
"Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari
kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik daripada ia
menyentuh wanita yang tidak halal baginya". (HR. Ath-Thabrani)
Wuih ngeri banget ya, sampe ditusuk jarum besi kepalanya,
hiii. Andai saja para penikmat pacaran itu tahu dan paham hadits ini. Tapi
sayang, cinta yang sebenarnya anugerah suci dari Allah SWT, sudah diidentikkan
dengan pacaran. Dan pacaran juga sudah jadi barang wajib bagi remaja. Terlepas
apa tujuan mereka berpacaran. Mungkin ada yang bilang kalo tujuan mereka
pacaran adalah untuk saling mengenal sebelum memang yakin untuk married.
Sepintas mulia banget tujuan itu, tapi pada tingkatan tertentu dan beberapa
kasus dua insan berlainan jenis itu ketika memadu kasih, nggak bisa menahan
diri. Lalu, kemana kemudian ‘tujuan mulia’ tadi?
“Itu khan kasuistik, nggak bisa dijadikan alasan untuk
melarang pacaran”. Mungkin ada yang bilang seperti itu. Sobat, kita perlu
ingatkan bahwa apa yang sedang kamu lakukan ketika berpacaran adalah pemenuhan
dari naluri (gharizah). Sementara ciri dari gharizah itu adalah terangsang.
Nggak peduli siapapun orangnya. Nah, ibarat kucing nemuin mangsanya, ketika
naluri itu menemukan pelampiasan, maka otomatis, refleksitas untuk menyatakan
cinta, berpegangan, berpelukan itu pun terjadi. Makanya Islam khan
mewanti-wanti supaya kita jangan mendekati zina (lihat QS al-Isra 32).
Sebab sudah jadi hal yang jamak, karena hubungan pacaran
yang terlalu bebas, dua insan yang dimabuk cinta, saat hawa nafsu telah membius
mereka, maka zina bisa aja terjadi. Dan kalo kita mau berpikir lebih dalam
lagi, konsekuensi dari berbuat zina sangat berat baik beban mental, psikis
maupun fisik.
Gimana nggak? Bagi seorang gadis yang hamil di luar nikah
karena zina, seringkali menyisakan rasa malu yang begitu dalam. Gara-gara hamil
di luar nikah, sekolah terpaksa drop out. Dan semua orang udah tahu, kalo dia
sudah nggak virgin lagi. Duh, malunya minta maaf (sorry, bosen pake kata,
ampun). Tambah lebih malu lagi plus gondok, kalo sang pacar ternyata nggak mau
mengakui alias nggak mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Waduh, mau ditaruh
dimana tuh pantat…ehh maksudnya muka. Kalo begini jadinya, seakan suram sudah
masa depannya. Memang penyesalan selalu datang terlambat. Nggak pernah kapok
apa ya yang namanya ‘penyesalan’? Padahal kalo terlambat, pasti dapat hukuman
…..lhoo..lho..koq gak nyambung.. tettt..!
Belum lagi kalo kelak anaknya lahir ke dunia. Pasti tetangga
sebelah akan bilang ‘anak haram’. Padahal yang haram perbuatan orang tuanya
yang telah berzina. Sungguh ini suatu aib yang sulit untuk ditutupi. Bagi yang
nggak kuat, bisa mengakhiri hidupnya, gantung diri di pohon tomat…hee..hee.
Bagi orang tua yang nekad dan nggak tahu dosa, pilihannya
adalah mengaborsi si jabang bayi dalam kandungannya itu. Tapi nggak jarang
juga, begitu anaknya lahir, seringkali ia hanya dibuang begitu saja, seperti
sampah yang tak berharga. Itu artinya, dosa baru telah tercipta, karena
mengakhiri sebuah nyawa yang tak berdosa.
Begitulah, zina ternyata tidak henti-hentinya membikin
runtutan dosa lainnya. Belum lagi, ternyata zina juga dapat menyemai permusuhan
dan menyalakan api dendam antara keluarga wanita dengan lelaki yang telah
berzina dengannya. Baik diantara mereka masing-masing memang sebelumnya
bujangan, ataukah sebenarnya mereka ada yang sudah punya keluarga. Puihhh…
parah jadinya.
Kalo si cewek yang berzina trus hamil dan untuk menutupi
aibnya ia mengugurkan kandungannya itu, maka dia telah berzina dan juga telah
membunuh jiwa yang nggak berdosa. Tapi kalo dia adalah seorang wanita yang
telah bersuami dan melakukan perselingkuhan sehingga dia hamil, dan membiarkan
anak itu lahir maka dia telah memasukkan orang asing dalam keluarganya dan
keluarga suaminya sehingga anak itu mendapat hak warisan mereka tanpa disadari
siapa dia sebenarnya. Amat mengerikan, naudzubillah min dzalik.
Ini peringatan bagi para pelaku pacaran yang otomatis telah
berzina. Maka sebenarnya dia telah mengorbankan kebahagian masa depannya. Masa
depan pernikahan yang harusnya dilalui dengan keindahan, karena bertemu calon
suami atau isteri yang masih virgin, menjadi sangat buram. Karena kita tidak
bisa memberikan keperawanan dan keperjakaan tangan kita, leher kita, (apapun
yang pernah dijamah dan menjamah oleh dan untuk pacar kita) kepada pasangan
kita kelak. Kenikmatan ‘malam pertama’ yang indah dan penuh kejutan sudah nggak
ada. Karena semua sudah dirasakan sebelum menikah dengan pacar pertamanya yang
belum tentu jadi suaminya. Kalo pun toh pacar itu emang jadi suaminya, maka
keduanya terjerambab pada kejenuhan, penyesalan dan keterpaksaan. Bisa jadi
salah satunya timbul rasa tidak percaya pada pasangannya, karena menurutnya
kalo di masa pacaran dulu, mudah dirayu untuk diajak zina, berarti bisa jadi
ketika sudah menikah, nggak menutup kemungkinan, diajak selingkuh dengan PIL
atau WIL pun Ok.
Itulah zina yang telah mengenyahkan harga diri para
pelakunya, merusak masa depannya, dan juga meninggalkan aib yang berpanjangan
bukan saja kepada pelakunya tapi kepada seluruh keluarganya. Jadi masihkah kita
mendekati zina? Atau sebaliknya maukah kita menjaga keluarga kita dari ancaman
zina yang membius dan mengancam dari berbagai pihak? Semoga kita selalu diberi
hidayah untuk selalu berada di jalan yang lurus. Amin
3- Percaya dengan paganisme
Ibnul Qayyim rahimulloh berkata :
"Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang
khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal
memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan,
"Selamat hari raya!" dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau
pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram.
Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyembah salib.
Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai
dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak
orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa
menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat
kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid'ah atau kekufuran maka ia telah
menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah."
V-Day dipercayai sebagai ritual yang dilakukan oleh para
penyembah berhala Juno di jaman Romawi Kuno. Dalam khazanah Islam, perbuatan
seperti itu terkategori syirik alias menduakan Allah SWT sebagai satu-satunya
sesembahan yang wajib kita sembah dan kita ibadahi.
Upacara V-Day di masa kuno, udah dijelaskan secara gamblang
di bab sebelumnya, tolong dibaca lagi ya! Meskipun sebenarnya banyak versi juga
tentang cerita Valentine. Tapi semua orang sepakat, pun orang Nasrani khususnya
pihak gereja yang akhirnya menjadikan upacara Romawi Kuno itu sebagai bagian
dari ritual gereja yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
Rasulullah saw. sudah mengingatkan kita melalui sabdanya:
Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu
sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke
dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai
Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan
orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi? (HR
Bukhari Muslim)
Lagian, harus ditambahkan bahwa boleh tidaknya seorang
muslim melakukan sesuatu, tidaklah dilihat apakah sesuatu itu berasal dari
tradisi atau ataukah dari agama. Seakan-akan kalo berasal dari tradisi, masih
boleh kita merayakannya, sementara kalo dari agama lain hukumnya nggak boleh.
Bukan seperti itu. Itu standar yang batil dan tidak ada
dalam Islam. Karena standar yang benar menurut Islam, adalah Al-Qur`an dan
As-Sunnah. Allah SWT berfirman :
"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan
janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya." (QS Al-A’raaf 3)
Kalimat "maa unzila ilaykum min rabbikum" dalam
ayat di atas yang berarti "apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu", artinya adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. (Tafsir Al-Baidhawi,
[Beirut : Dar Shaadir], Juz III/2).
Jadi suatu perbuatan itu boleh atau nggak untuk dilakukan,
tolok ukurnya adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah. Apa saja yang benar menurut
Al-Qur`an dan As-Sunnah, berarti boleh dikerjakan. Sebaliknya apa saja yang
batil menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah, berarti tidak boleh dilakukan.
Sungguh kalo seorang muslim menggunakan tolok ukur melihat
sesuatu itu dari tradisi atau agama, ia akan tersesat. Sebab suatu tradisi
nggak selalu benar, adakalanya ia bertentangan dengan Islam dan adakalanya
sesuai dengan Islam. Contohnya, free seks pada masyarakat Barat yang Kristen.
Free seks jelas telah menjadi tradisi Barat, meski perbuatan kotor itu bukan
bagian agama Kristen/Katholik, karena agama ini pun mengharamkan zina. Lalu,
apa karena alasan free seks itu sekedar tradisi, dan bukan agama, lalu umat
Islam boleh melakukannya? Jelas tetap kagak boleh, khan?
Berdasarkan dalil-dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah, haram
hukumnya seorang muslim turut merayakan hari raya agama lain, termasuk V-Day,
baik dengan mengikuti ritual agamanya maupun tidak, termasuk juga memberi
ucapan selamat. Semuanya haram.
Imam Suyuthi berkata,"Juga termasuk perbuatan mungkar,
yaitu turut serta merayakan hari raya orang Yahudi, hari raya orang-orang
kafir, hari raya selain orang Arab [yang tidak Islami], ataupun hari raya
orang-orang Arab yang tersesat. Orang muslim tidak boleh melakukan perbuatan
itu, sebab hal itu akan membawa mereka ke jurang kemungkaran..." (Imam
Suyuthi, Al-Amru bi Al-Ittiba’ wa An-Nahyu ’An Al-Ibtida` (terj.), hal. 91).
Khusus mengenai memberi ucapan selamat, Imam Ibnu Qayyim
Al-Jauziyyah berkata,"Adapun memberi ucapan selamat yang terkait
syiar-syiar kekufuran yang menjadi ciri khas kaum kafir, hukumnya haram menurut
kesepakatan ulama, misalnya memberi selamat atas hari raya atau puasa
mereka..." (Ahkam Ahli Adz-Dzimmah, [Beirut : Darul Kutub Al-’Ilmiyah],
1995, Juz I/162).
Dalil Al-Qur`an yang mengharamkan perbuatan muslim merayakan
hari raya agama kafir di antaranya firman Allah SWT :
"Dan (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah)
orang-orang yang tidak menghadiri kebohongan..." (QS Al-Furqan 72).
Kalimat "laa yasyhaduuna az-zuur" dalam ayat
tersebut menurut Imam Ibnu Taimiyah maknanya yang tepat adalah tidak menghadiri
kebohongan (az-zuur), bukan memberikan kesaksian palsu. Dalam bahasa Arab,
memberi kesaksian palsu diungkapkan dengan kalimat yasyhaduuna bi az-zuur. Jadi
ada tambahan huruf jar yang dibaca bi. Bukan diungkapkan dengan kalimat
yasyhaduuna az-zuur (tanpa huruf jar bi). Maka ayat di atas yang berbunyi
"laa yasyhaduuna az-zuur" artinya yang lebih tepat adalah " tidak
menghadiri kebohongan", bukannya " memberikan kesaksian palsu."
(M. Bin Ali Adh-Dhabi’i, Mukhtarat min Kitab Iqtidha` Shirathal Mustaqim
Mukhalafati Ash-habil Jahim (terj.), hal. 59-60)
Sedang kata "az-zuur" (kebohongan) itu sendiri
oleh sebagian tabi’in seperti Mujahid, adh-Dhahak, Rabi’ bin Anas, dan Ikrimah
artinya adalah hari-hari besar kaum musyrik atau kaum jahiliyah sebelum Islam
(Imam Suyuthi, Al-Amru bi Al-Ittiba’ wa An-Nahyu ’An Al-Ibtida` (terj.), hal.
91-95).
Jadi, ayat di atas adalah dalil haramnya seorang muslim
untuk merayakan hari-hari raya agama lain, seperti hari Natal, Waisak, Paskah,
Valentine’s Day, Imlek, dan sebagainya.
Imam Suyuthi berdalil dengan dua ayat lain sebagai dasar
pengharaman muslim turut merayakan hari raya agama lain (Lihat Imam Suyuthi,
ibid., hal. 92). Salah satunya adalah ayat:
"Dan sesungguhnya jika kamu [Muhammad] mengikuti
keinginan mereka setelah datangnya ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau
begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim." (QS Al-Baqarah 145).
Menurut Imam Suyuthi, larangan pada ayat di atas tidak hanya
khusus kepada Nabi Saw, tapi juga mencakup umat Islam secara umum. Larangan
tersebut adalah larangan melakukan perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh
orang-orang bodoh atau orang kafir (seperti turut merayakan hari raya mereka).
Sedangkan yang mereka lakukan bukanlah perbuatan yang diridhai oleh Allah dan
Rasul-Nya.
Sedangkan dalil As-Sunnah, antara lain Hadits Nabi
SAW,"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan
mereka." (HR Abu Dawud).
Dalam hadits ini Islam telah mengharamkan muslim untuk
menyerupakan dirinya dengan kaum kafir pada hal-hal yang menjadi ciri khas
kekafiran mereka, seperti hari-hari raya mereka. Maka dari itu, haram hukumnya
seorang muslim turut merayakan hari-hari raya agama lain (Lihat Syaikh Abdul
Aziz bin Abdullah bin Baz, Penjelasan Tuntas Hukum Seputar Perayaan, [Solo :
Pustaka Al-Ummat], 2006, hal. 76).
So, berdasarkan dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah di atas, maka
haram hukumnya seorang muslim turut merayakan V-Day dalam segala bentuk dan
manifestasinya. Haram bagi muslim ikut-ikutan mengucapkan Happy Valentine
kepada siapa saja. Haram pula baginya mengadakan berbagai macam pertunjukan
untuk merayakan V-Day, seperti live band, kirim kado, dan sebagainya.
Semua bentuk perbuatan tersebut haram dilakukan oleh muslim,
karena termasuk perbuatan merayakan hari raya agama kafir yang telah diharamkan
Al-Qur`an dan As-Sunnah.
4- Mengakui Yesus sebagai Tuhan
Diluar perbedaan pendapat di kalangan kristiani sendiri,
tapi perayaan Hari Valentine tetap bermuatan ajaran Kristen. Dimana Kristen
sebagai sebuah agama, mengajarkan tentang ajaran trinitas yang menyatakan
“Yesus sebagai Anak Tuhan”. Merayakan V-Day secara langsung atau nggak, berarti
ikut mengakui ajaran Kristen tersebut.
Dogma bahwa “Yesus sebagai anak Tuhan” jelas tertolak secara
logika apalagi nash Al-Qur’an dan Hadits. Untuk itu perlu ada ketegasan sikap
dari para pemuja V-Day, terutama yang muslim, bahwa jika mereka masih aja ngerayain
V-Day, maka dia telah berbuat kesyirikan. Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al Maidah
72)
Tuh khan, dengan tegas bin gamblang Allah bakal
menggolongkan kita sebagai orang kafir, kalo kita mengakui Yesus sebagai tuhan.
Dan sudah jelas juga bahwa balasan bagi orang yang kafir adalah neraka.
Naudzubillah min dzalik.
Valentine merupakan ritual agama Kristen, sehingga Valentine
merupakan ibadah bagi agama Kristen, bukti bahwa Valentine sebagai ritual agama
Kristen adalah ritual Valentine tersebut dikukuhkan oleh seorang Paus Galasius
untuk memperingati dua orang yang diberi gelar orang suci (santo) oleh orang-orang
Kristen.
Bagi seorang muslim mengikuti Valentine sama aja dengan
mengikuti peribadatan orang Kristen. Di samping itu ada bahaya yang lain yaitu
sinkretisme antara agama Islam dan Kristen. Tahu khan sinkritisme? Kalo belum
tahu dan mau dikasih tau, sinkritisme adalah berupa ajaran/ ide yang
mengajarkan bahwa semua agama itu sama. Para penganut sinkritisme (kaum
pluralis) menganjurkan agar salah satu agama nggak usah melakukan truth claim
alias klaim kebenaran, karena menurut mereka pada dasarnya semua agama
mengajarkan kebenaran. Kayaknya sepintas ide ini manis, tapi perlu kamu ketahui
sobat, bahwa sebenarnya ide ini ide iblis.
Ide truth claim dikembangkan oleh kaum pluralis yang
menginginkan untuk melenyapkan truth claim, yang dianggap sebagai pemicu munculnya
ekstrimitas, radikalisme agama, perang atas nama agama, konflik horizontal,
penindasan antar umat atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan
kekerasan dengan mengatasnamakan agama akan sirna, kalo semua agama/orang
mengakui semua agama benar.
Adapun untuk merealisasikan idenya tersebut, terbagi dalam 2
kelompok. Kelompok pertama, mereka yang menghendaki dibentuknya agama universal
(global religion) dengan cara menghapus dan mencairkan semua
identitas-identitas semua agama untuk dijadikan satu agama global yang harus
dianut seluruh umat manusia. Kelompok kedua adalah mereka yang menggagas
kesatuan dalam hal yang transenden (unity of transenden), artinya mereka
berpandangan semua agama memiliki gnosis yang sama yakni menyembah Tuhan yang sama,
meskipun cara penyembahannya berbeda-beda. Sehingga intinya, kita gak boleh
meributkan dan bahkan harus mengakui semua agama dan pemeluknya berhak masuk
surga.
Sobat, sebenarnya ide sinkritisme atau truth claim ini
berawal dari cara pandang orang Barat tentang kebebasan berpendapat atau
beragama (huriyatul aqidah). Secara logika saja, ide ini jelas imposible.
Bagaimana mungkin satu agama disuruh mengakui agama lain. Meski orang diluar
Islam pun pasti nggak setuju untuk mengakui agama lain. Sebab, memang orang
beragama tertentu, karena menurutnya (secara aqidah) agama yang dianutnya
sebagai agama yang benar. Sehingga penyatuan semua agama (diambil baiknya aja)
menjadi agama global jelas nggak mungkin bisa dan pemeluknya nggak akan mungkin
rela.
Tapi disi lain Barat dengan ide HAM dan demokrasi sering
bermuka dua dalam memandang truth claim ini. Buktinya demokrasi memberikan
kebebasan beragama dan berkeyakinan macam agama Kabalah yang dianut Madonna
atau agama Scientologi yang dianut Tom Cruise. Selain itu, muncul banyak sekte
sesat yang menyajikan bunuh diri massal seperti The Heavens Gate (Gerbang
Surga) yang didirikan oleh Marshall Herff Applewhite dan Bonnie “TI” Lu
Trusdale Netteles atau sekte Aum Shinri Kyo yang didirikan pada 1987 oleh Shoko
Asahara alias Chizuo Matsumoto di Jepang sebagai solusi dalam mengatasi
problema hidup mereka. Di negara macam Amrik banyak lahir ajaran agama selain
Kristen. Sebut aja ada Klu Klux Klan, ada sektenya Charles Manson yang ngetop
di tahun 60-an karena melakukan pembunuhan terhadap sejumlah wanita termasuk
seorang aktris terkenal, ada juga sekte Temple’s People yang dipimpin pendeta
Jim Jones, ada nabi yang bernama David Koresh yang kemudian melakukan baku
tembak dengan polisi federal AS (FBI), dan terakhir adalah sekte Gerbang Surga
yang melakukan aksi bunuh diri massal di tahun 1997. Termasuk di negerinya anak
singkong ini. Ada Om Mushadeq, Tante Lia Edan, Gus Roy, dan kroninya yang lain.
Mereka ada dan semakin bertahan kalo masih ada ide truth claim.
Katanya Islam gak boleh truth claim tapi begitu muncul
aliran sesat atau agama baru, atau banyak orang melecehkan nabi lewat kartun,
mereka malah dibiarkan aja melakukan truth claim. Apa itu gak standar ganda
namanya? Yo wis, klo gak bisa dikatakan standar ganda, kita katai aja standar
”Sak enake udele dhewe”. Orang yang melakukan tuduhan truth claim atau mereka
yang menyamaratakan semua agama, sama aja mereka menyamakan wajah cool-nya
Nicholas Saputra dengan seekor kera. Nyambung gak sih?
Allah telah memerintahkan kita untuk tidak mencampuradukkan
ajaran agama Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen :
“Bagimu agamamu, bagiku agamaku”. (QS. Al-Kafirun 1-6)
Mengokohkan penjajahan Barat
Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51
melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."
Pihak Barat memang tidak pernah bosen mengajak ‘perang’
dengan Islam. Perang fisik atau militer itu senjata kuno, mereka sudah
memodifikasinya dengan perang pemikiran. Beda banget dengan perang fisik,
perang pemikiran ini kesannya halus, nggak kerasa, tapi begitu tahu kita sudah
jadi korbannya dengan pemikiran dan tingkah laku kita sudah seperti Barat.
V-Day sudah diakui oleh siapapun sebenarnya sebagai alat
penjajahan Barat. Dia telah berhasil merusak tatanan masyarakat timur apalagi
Islam, mengikuti Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih
sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan budaya yang
lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara laki-laki dan
perempuan yang bukan muhrimnya, hidup glamour, materialistis, dansa-dansa,
mengumbar nafsu dan lain-lain.
Dengan semakin banyaknya pendukung V-Day atau paling nggak
dengan ngototnya remaja kita ngerayakan V-Day, secara nggak langsung kita telah
mempopulerkan budaya Barat yang bejat. Hantaman budaya barat itu semakin nggak
bisa kita tahan, karena ternyata institusi negara kita memfasilitasi. Coba
perhatikan, dari cara gaulnya remaja kita, diajari dengan tayangan sinetron,
musik yang tiap harinya ngebahas tentang cinta melulu. Sementara pelajaran
agama di sekolah cuman dikasih jatah 2 jam seminggu. Sehingga remaja sebenarnya
lebih seneng bersekolah di sinetron remaja, ketimbang di sekolah beneran.
Akhirnya, impian mereka untuk jadi bintang pun menggebu-gebu. Apa harapannya
kalo udah jadi bintang? Udah pasti tajir, terkenal, dipuja sana-sini, mau beli
apapun bisa. Termasuk kalo dunia pun bisa dibeli, mereka beli. (nggak segitunya
kale..!)
Nggak cukup cuman fasilitas itu. Negara pun memperlihatkan
dengan kentara sebagai kaki tangan penjajahan ide Barat. Gimana nggak? Kalo
akhirnya di negeri kita yang penduduk muslim berjumlah 85% lebih, tapi
pemerintah berani-beraninya membuatkan ATM kondom. Padahal kita tahu banget,
alat yang namanya kondom dipake untuk berzina (kalo pemakainya remaja yang
belum nikah, atau para penyelingkuh). Dan zina itu sendiri dalam Islam kagak
boleh alias haram. “Tapi, negara kita khan bukan negara Islam?” Ya, emang bukan
negara Islam, tapi pak presiden-nya khan orang Islam, menteri-nya juga banyak orang
Islam, yang mau dilayani untuk beli kondom juga orang Islam, trus apa Islamnya
cuman KTP doang? Kalo yang Islam cuman KTP, nggak salah dong kalo entar yang
masuk surga, KTP-nya. Gejlig!
Belum lagi, negeri kita berada di posisi kedua sebagai
negara paling porno. Bangga nggak? Yee… itu mah bukan prestasi tapi aib tahu
!?! Nah, kalo bicara industri seks negeri kita juga terkenal di dunia, bro! Itu
tuh, Gang Dolly di Surabaya yang jadi jagoannya. Yup, memang pornografi dan
industri seks secara sengaja difasilitasi oleh negara dengan adanya lokalisasi
WTS.
Semua fasilitas diatas secara langsung atau nggak,
memudahkan untuk menikmati perayaan V-Day. Cukuplah firman Allah SWT ini
sebagai renungan:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang
yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada
kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imron 149)
Nah sobat muslim, itu tadi seambreg dalil yang jadi alasan
Islam untuk ngelarang kamu ngerayain V-Day. Bagi seorang muslim, jika Allah dan
Rasul-Nya udah menetapkan suatu ketentuan, nggak boleh baginya ragu untuk
mengambilnya.
Sebagaimana Allah firmankan:
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". Dan mereka
Itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. An Nur 51)
”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia
telah sesat, sesat yang nyata. (QS al-Ahzab 36)
Sobat, nggak lengkap rasanya kalo Islam cuman ngelarang
doang tapi nggak pernah ngasih solusi gimana supaya peluang pergaulan bebas itu
nggak pernah terjadi. Untuk itulah, Islam juga menyediakan seperangkat
aturan-aturan yang memuat tentang etika ketika bergaul dengan lawan jenis.
Sehingga celah-celah yang bisa menghantarkan kita berbuat dosa yang salah
satunya adalah karena akibat gaul bebas, bisa kita minimalisir atau bahkan
eliminasi sama sekali. Paling nggak ketika kita berhubungan dengan lawan jenis,
itu ada batasannya. Tidak sembarangan. Cowok dan cewek boleh-boleh saja bergaul
tapi tentu ada rambu-rambu yang harus ditaati bersama. Ada aturan yang harus
diketahui barengan. Kapan boleh gaul kapan harus menjauh.
Dalam pandangan Islam, sebenarnya kehidupan laki dan
perempuan itu terpisah. Islam menetapkan aturan bahwa laki dan perempuan itu
terpisah kehidupannya, baik dalam kehidupan umum-di masyarakat, seperti di
sekolah, jalan umum, bis, angkot, dan di pasar-maupun dalam kehidupan khusus-di
tempat pribadi, seperti rumah atau tempat kost. Tapi Islam tidak kejam dengan
membiarkan selamanya terpisah seperti itu. Ada saat-saat tertentu yang
dibolehkan bagi cowok dan cewek untuk berkumpul dan berinteraksi. Malah dalam
beberapa kondisi, pertemuan antara keduanya tidak mungkin dihindari.
Nah, lalu kapan dan dimana boleh bertemu dengan lawan jenis?
Kita boleh-boleh saja berkumpul dan berinteraksi dengan lawan jenis di tempat
tempat umum (tempat dimana seseorang tidak perlu minta ijin untuk masuk ke
dalamnya, seperti masjid, sekolah dsb), dalam aktivitas yang dibolehkan oleh
syara. Di pasar misalnya, kita boleh berkumpul dan berinteraksi dengan penjual
lain. Tapi hanya sebatas urusan jual beli. Tidak boleh ada embel-embel lain
yang keluar dari jual beli.
Kemudian tempat lain yang dibolehkan berkumpul dan
berinteraksi adalah dalam belajar-mengajar, dalam urusan pengobatan dan bentuk
muamalah lainnya. Tapi meski di tempat-tempat umum itu dibolehkan untuk
berkumpul dan berinteraksi, mata kita jangan jelalatan. Tetap harus menjaga
pandangan dan juga hal-hal yang bisa menjungkirkan kita ke dalam jurang
kemaksiatan. Kalau untuk berkumpul di tempat khusus, seperti rumah pribadi,
mobil pribadi, dan tempat-tempat pribadi lainnya, maka yang perempuan tidak
dibenarkan untuk berinteraksi dengan lawan jenis secara mutlak kecuali bila
disertai mahrom. Misalnya, jika cowok-terpaksa harus berkunjung ke rumah lawan
jenis karena ada urusan yang sangat penting (masalah dakwah, misalnya)--,
pastikan bahwa temanmu disertai mahromnya, bisa bapaknya atau kakaknya.
Selanjutnya kita harus tahu apa yang semestinya diperhatikan
ketika berinteraksi dengan lawan jenis. Baik laki maupun wanita, bila keluar
rumah harus menutup auratnya. Daerah aurat laki-laki adalah sebatas pusar
sampai lutut. Sedangkan wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak
tangan. Makanya untuk yang wanita, diwajibkan memakai pakaian sempurna yang
terdiri dari jilbab (pakaian luar) dan kerudung (khimar) sebagaimana perintah
Allah dalam QS. Al Ahzab ayat 59 dan An Nuur ayat 31. Dan jelas konsekuensinya
haram bagi wanita yang nekat keluar rumah tanpa busana yang menutupi seluruh
tubuhnya kecuali muka dan telapak tangannya.
Juga bagi para wanita ada larangan tersendiri dalam urusan
ini, yakni jangan bertabaruj/ alias tampil all out atau berlebihan. Yakni
dengan memamerkan kecantikan dan perhiasan di hadapan laki-laki yang bukan
mahrom. Firman Allah: '..dan janganlah kamu bardandan seperti, dandanan
perempuan (Jahiliyah) yang dahulu... (QS. AI Ahzab 33). Survei membuktikan
bahwa kebanyakan malapetaka pelecehan seksual itu berawal dari sikap tampil
nekatnya para wanita sendiri.
Makanya bagi kamu yang wanita harap hati-hati. Tak perlu
seperti burung merak yang suka pamer bulu-bulu indahnya. Kamu manusia yang
punya akal, jangan sampai dandanmu membuat klepek klepek kaum Adam. Khusus
untuk urusan busana, yang wanita tidak usah mengikuti gayanya Claudia Schieffer
atau Naomi Campbel yang mahir berlenggak-lenggok di atas cat walk dengan body
dibalut beberapa helai benang. Apalagi sampai tampil polos, seperti aksi
nekatnya Kate Winslet di film Titanic dan Demi Moore di film Streptease.
Langkah berikutnya. Kamu harus menundukan pandangan ketika
interaksi dengan lawan jenismu. Maksudnya adalah harus bisa menahan diri dari
pandangan yang diharamkan. Yakni memandang aurat atau kepada selain aurat tapi
dibarengi dengan syahwat. Pokoknya kalau sudah bisa menundukkan pandangan alias
ghadhul bashar ini, lnsya Allah bisa saling menjaga kesucian dan kehormatan
diri.
Kemudian ketika kamu berbicara dengan lawan jenis harus
diperhatikan intonasi dan gaya bicaranya. Bagi wanita, jangan sekali-kali
ketika berinteraksi dengan anak cowok menggunakan gaya bicara yang
mendayu-dayu. Suaranya dibuat merdu merayu hingga menyisakan rasa penasaran
yang amat sangat bagi kaum lelaki. Firman Allah: "Jika kamu bertakwa, maka
janganlah kamu terlalu lemah lembut (mengucapkan perkataan, nanti orang orang
yang dalam hatinya ragu ingin kepadamu. Dan berkatalah dengan perkataan yang
balk. " (QS. Al Ahzab 32).
Masalah yang harus diperhatikan juga adalah, jangan
sekali-kali kamu berkhalwat atau berdua duaan (mojok) dengan lawan jenis.
Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat dengan seorang wanita sedangkan
wanita itu tidak bersama mahromnya Karena sesungguhnya yang ketiga di antara
mereka adalah setan". (HR. Ahmad).
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan
seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena
sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan” (H.R. Ahmad)
Terakhir, sebagai sekedar saran tapi penting juga untuk
diterapkan adalah pelajari Islam, sering hadir di majlis taklim, pengajian
sekolah dan bertemanlah dengan anak-anak sholeh di sekolah dan lingkungan
tempat tinggalmu. Insya Allah itu akan meredam keinginan kita terhadap
aktivitas gaul bebas yang memang berbahaya itu.
Firman Allah Swt:
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat." (QS an-Nûr 30).
Sobat, itu tadi sederet aturan yang kudu kamu pake ketika
kamu bergaul. Dan peraturan tadi sifatnya personal. Karena emang nggak bisa
seratus persen mengandalkan individu untuk bisa menghapus pergaulan bebas di
kehidupan kita. Trus gimana dong ? Ya, Jawabannya adalah negara kudu ikut
campur.